Jumat, 06 Mei 2016

Ahli Ikhlas



Seorang ahli ikhlas akan menyembunyikan amal-amalnya dari pandangan manusia sebagaimana dia menyembunyikan keburukan-keburukannya.

Rontoknya iman terjadi pelan-pelan, terkikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tandas tanpa sisa. Untuk itu waspadalah!!!.

Harta manusia sesungguhnya terbagi tiga, yaitu apa yang dimakan lalu habis, apa yang dipakai lalu lusuh, dan apa yang disedekahkan akan tersimpan untuk akhir.

Orang yang berpenyakit dengki itu punya ciri, yaitu: Senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lainsenang.

Orang yang ikhlas tidak akan membedakan amal yang kecil atau besar, karena kecil dalam pandangan manusia belum tentu kecil dalam pandangan Allah.

#SinauUrip 

Gemar Pamer Kemewahan


Kegemaran tampil dan pamer kemewahan adalah ciri – ciri orang yang kurang percaya diri terhadap kekuatan dan kematangan pribadinya.

Tindakan tepat menghadapi pemimpin yang zhalim adalah dengan sabar, yaitu tidak mematuhinya ketika diperintah berbuat durhaka.

Kalau kita tetap berjuang menegakan keadilan, tidak akan berkurang kemuliaan kita walaupun dianiaya siapapun.

Jika setiap orang dan saingan dicurigai atau dianggap sebagai musuh, maka kita tidak akan pernah memperoleh kemajuan.

Orang yang suka mengadu domba, dia meniru cara setan ketika menggoda manusia agar saling bermusuhan.

Jangan pernah membela orang – orang zhalim agar menang dengan mencelakai orang – orang shalih. takutlah akan balasan dari Allah!.

#SinauUrip 

Menutupi Kebohongan Dengan Berbohong


Sekali kita berbohong maka kita harus melindungi bohong dengan bohong lainnya, begitupun bohong selanjutnya, maka jadilah pembohong yang tak tahu lagi mana yang benar.

Setiap ketidakjujuran akan membuat diri ini selalu terancam. Hidup jujur, tulus, berani tampil apa adanya membuat hidup ringan dan bahagia.

Semakin sedikit dosa dan aib yang ada, semakin ringan dan merdeka hidup ini. Tak takut ada yang terbongkar. Maka jagalah diri senantiasa.

Semakin banyak keinginan, semakin diperbudak. Inginlah selalu taat kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupi segala kebutuhan kita.

#SinauUrip 

Rabu, 04 Mei 2016

Dengki Saat Berniaga


Alhamdulillah! Segala puji hanya milik Alloh Swt. dan selalu kembali kepada-Nya. Semoga Alloh Yang Maha Memberi Rezeki, menjadikan kita termasuk kepada golongan orang-orang yang bersih hati, jauh dari iri dan dengki. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rosululloh Saw.


Saudaraku, salah satu ujian dalam perniagaan adalah ujian kedengkian. Terutama bagi mereka yang berjualan saling berdekatan padahal barang yang dijualnya tidak jauh berbeda. Jika kondisi ini dihadapi dengan keadaan hati yang kurang iman, maka akan rentan sekali menjadi lumbung dosa dan permusuhan.


Tetapi bagi orang yang bertauhiid, ia akan yakin bahwa hanya Alloh yang kuasa membagikan rezeki. Ia akan terhindar dari hati yang kotor. Karena ia meyakini bahwa setiap orang yang berjualan itu sudah dilahirkan pasti satu paket dengan rezekinya masing-masing.


Jangankan toko atau warung-warung yang berdampingan dengan barang jualan yang hampir mirip, orang yang satu rumah saja, kakak beradik misalnya, pasti akan beda rezekinya. Jadi, memang tidak perlu ada kedengkian sebenarnya. Rezeki Alloh tidak pernah meleset.


Lantas apa hikmahnya manakala kita sebagai penjual melihat ada pesaing dalam perniagaan kita? Hikmahnya adalah kita bisa lebih banyak belajar. Kalaupun nanti pesaing kita mendapatkan keuntungan dari perniagaannya, keuntungan yang melebihi keuntungan yang kita dapatkan, maka tidak masalah karena itu memang sudah rezekinya. Tidak boleh ada sakit hati, tidak perlu ada iri dan dengki.


Kita berlomba-lomba untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari pesaing, supaya kita lebih baik dalam berbisnis di jalan Alloh Swt. Hadirnya pesaing bukanlah untuk melahirkan perasaan tidak suka kepadanya, apalagi manakala ia mendapat keuntungan.


Pendengki itu susah melihat orang lain senang, dan senang melihat orang lain susah. Satu hal yang sangat perlu kita camkan adalah bahwa kedengkian kita kepada orang lain itu sama sekali tidak akan mengubah takdir Alloh kepada orang tersebut. Kalau Alloh memang mau memberi rezeki kepada seseorang, maka pasti sampai. Begitu pula kalau Alloh mau memberi rezeki kepada kita, pasti sampai kepada kita.


Tidak ada siapapun dan apapun yang bisa menghalangi kehendak Alloh Swt. Bersatu jin dan manusia untuk menahan rezeki Alloh terhadap kita, maka mereka tak bisa menahannya.


Orang yang beriman, tidak akan dikotori oleh kedengkian dalam berniaga. Rosululloh Saw. bersabda, “Jauhkan diri kalian dari dengki, karena dengki akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)


Saudaraku, marilah kita senantiasa luruskan niat dalam berniaga. Selalu bersyukur atas apa yang Alloh berikan kepada kita. Dan, senang melihat orang lain mendapatkan rezeki dari Alloh Swt. In syaa Alloh kita akan selalu mendapatkan pahala-Nya. Mungkin kita belum mendapat keuntungan yang besar, tapi setiap hal kecil yang kita lalui dalam perniagaan haruslah menjadi amal sholeh, agar bernilai ibadah dalam penilaian Alloh Swt. Wallohua’lam bishowab.[]

Selasa, 03 Mei 2016

Kisah Murtad Saat Melahirkan


Kisah ada seorang wanita muda yg tak bisa menjaga diri dalam pergaulan dgn lawan jenis sehingga dia hamil sedangkan laki-laki tak tahu entah kemana {tak bertanggung jawab}. Hampir putus asa ketika si wanita ini minta tolong kepada seorang pemuda mesjid. Ditolonglah ia utk bisa melakukan persalinan di suatu klinik bersalin hingga ia bisa melahirkan dgn lancar. 


Walau tak jelas siapa ayah akhir si wanita ini pun menjadi ibu dari seorang bayi mungil. Sayang sesudah beberapa lama ditolong sifat-sifat jahiliyah kambuh lagi. Mungkin krn iman dan ilmu masih kurang bahkan ketika dinasihati pun tak mempan lagi hingga akhir dia terjerumus lagi. Demikianlah kisah si wanita ini ia kembali hamil di luar nikah tanpa ada pria yg mau bertanggung jawab.


Lalu ditolonglah ia oleh seseorang yg ternyata aqidah beda. Si orang yg akan membantu pun menawarkan bantuan keuangan dgn catatan harus pindah agama terlebih dulu. Si wanita pun menyetujui dalam hati “Toh hanya utk persalinan saja setelah melahirkan aku akan masuk Islam lagi”. Tapi ternyata Allah menentukan lain saat persalinan itu justru malaikat Izrail datang menjemput meninggalah si wanita dalam keadaan murtad naudzhubillah. 

Bila Mengingat Mati


Sehalus-halus kehinaan di sisi Allah adl tercerabut kedekatan kita dari sisi-Nya. Hal ini biasa ditandai dgn kualitas ibadah yg jauh dari meningkat atau bahkan malah menurun. Tidak bertambah bagus ibadah tak bertambah pula ilmu yang dapat membuat takut kepada Allah bahkan justru maksiat pun sudah mulai dilakukan dan aneh yg bersangkutan tak merasa rugi. Inilah tanda-tanda akan tercerabut ni’mat berdekatan bersama Allah Azza wa Jalla. 


Pantaslah bila Imam Ibnu Athoillah pernah berujar “Rontok iman ini akan terjadi pelan-pelan terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhir tanpa terasa habis tandas tak tersisa”. Demikianlah yg terjadi bagi orang yg tak berusaha memelihara iman di dalam kalbunya. Karena jangan pernah permainkan ni’mat iman di hati ini.


Ada sebuah kejadian yang semoga dgn diungkapkan di forum ini ada hikmah yg bisa diambil. Kisah dari seorang teman yg waktu itu nampak begitu rajin beribadah saat shalat tak lepas dari linang air mata shalat tahajud pun tak pernah putus bahkan anak dan istri diajak pula utk berjamaah ke mesjid. 


Selidik punya selidik ternyata saat itu dia sedang menanggung utang. Karena diantara ibadah-ibadah itu dia selipkan pula doa agar utang segera terlunasi. Selang beberapa lama Allah Azza wa Jalla Zat yg Mahakaya dan Maha Mengabulkan tiap doa hamba-Nya pun berkenan melunasi utang rekan tersebut.


Sayang begitu utang terlunasi doa mulai jarang hilang pula motivasi utk beribadah. Biasa kehilangan shalat tahajud menangis tersedu-sedu “Mengapa Engkau tak membangunkan aku ya Allah?!” ujar seakan menyesali diri. Tapi lama-kelamaan tahajud tertinggal justru menjadi senang krn jadual tidur menjadi cukup. Bahkan sebelum azan biasa sudah menuju mesjid tapi akhir-akhir ini datang ke mesjid justru ketika azan. 


Hari berikut ketika azan tuntas baru selesai wudhu. Lain lagi pada besok hari ketika azan selesai justru masih di rumah hingga akhir ia pun memutuskan utk shalat di rumah saja. Begitupun utk shalat sunat biasa ketika masuk mesjid shalat sunat tahiyatul mesjid terlebih dulu dan salat fardhu pun selalu dibarengi shalat rawatib. 

Tapi sekarang saat datang lbh awal pun malah pura-pura berdiri menunggu iqamat selalu ada saja alasannya. Sesudah iqamat biasa memburu shaf paling awal kini yg diburu justru shaf paling tengah hari berikut ia memilih shaf sebelah pojok bahkan lama-lama mencari shaf di dekat pintu dgn alasan supaya tak terlambat dua kali. “Kalau datang terlambat maka ketika pulang aku tak boleh terlambat lagi pokok harus duluan!” Pikirnya. Saat akan shalat sunat rawatib ia malah menunda dgn alasan nanti akan di rumah saja padahal ketika sampai di rumah pun tak dikerjakan. 


Entah disadari atau tak oleh diri ternyata pelan-pelan banyak ibadah yg ditinggalkan. Bahkan pergi ke majlis ta’lim yg biasa rutin dilakukan majlis ilmu di mana saja dikejar sayang akhir-akhir ini kebiasaan itu malah hilang. Ketika zikir pun biasa selalu dihayati sekarang justru antara apa yg diucapkan di mulut dengan suasana hati sama sekali bak gayung tak bersambut. Mulut mengucap tapi hati malah keliling dunia masyaallah. Sudah dilakukan tanpa kesadaran seringkali pula selalu ada alasan utk tak melakukannya. 


Saat-saat berdoa pun menjadi kering tak lagi memancarkan keuatan ruhiah tak ada sentuhan inilah tanda-tanda hati mulai mengeras. Kalau kebiasaan ibadah sudah mulai tercerabut satu persatu maka inilah tanda-tanda sudah tercerabut taupiq dari-Nya. Akibat selanjut pun mudah ditebak ketahanan penjagaan diri menjadi blong kata-kata menjadi kasar mata jelalatan tak terkendali dan emosi pun mudah membara. 


Apalagi ketika ibadah shalat yg merupakan benteng dari perbuatan keji dan munkar mulai lambat dilakukan kadang-kadang pula mulai ditinggalkan. Ibadah yg lain nasib tak jauh beda hingga akhir meningallah ia dalam keadaan hilang keyakinan kepada Allah. Inilah yg disebut suul khatimah naudzhubillah. Apalah arti hidup kalau akhir seperti ini.



Cara Menghadapi Persoalan Hidup


OZON- Sebelumnya, harus kita pahami terlebih dulu. Jangan menganggap persoalan sebagai sesuatu yang merendahkan diri kita. Coba, saya tanya, Rasulullah itu hidupnya banyak ujian? Banyak masalah? Sering dihina, dicaci dan dimusuhi banyak orang? Nah, bagaimana sosok Rasul? Beliau manusia yang mulia kan? Persoalan adalah sesuatu yang mengangkat derajat seseorang. Justru jangan bangga ketika tidak ada persoalan dalam hidup kita. Pada intinya ujian itu bisa berupa kelapangan/kemudahan dan kesempitan/kesusahan. Ujian kelapangan itu yang lebih bahaya. Karena ketika berada dalam kondisi lapang, kita cenderung sedikit mengingat Allah.

Salah satu ulama pernah berkata, “Tidak bisa seseorang meraih saripati ilmu tauhid, bila belum mengamalkan ilmu kelapa.” Apa itu? Kita lihat, kelapa itu dijatuhkan dari pohon, dijambak sampai gundul, digetok pakai golok, dicungkil sampai copot, disisir, lalu diparut, dan diperas! Percayalah, dengan mengalami persoalan hidup, kita justru bisa mendapatkan banyak kebaikan. Saya pernah berada di masa-masa hidup penuh pujian. Kemudian, kondisi berbalik. Saya dicaci di infotainment dan sebagainya. Tapi dari situ, Alhamdulillah, ketika menghadapi ujian yang berat, anak-anak saya malah jadi hafidz. Pesantren jadi ramai. Persoalan hidup itu tidak bahaya, karena semua sudah diukur oleh Allah. Yang bahaya adalah, manakala kita salah dalam menyikapi persoalan hidup.



Rumus pertama, kita harus siap menghadapi yang cocok dan yang tidak cocok dengan keinginan. Mustahil semua keinginan kita terwujud, atau hidup kita semuanya cocok terus dengan apa yang kita mau. Misalnya, setiap orang tentu ingin selalu sehat. Padahal, ada masanya kita harus menghadapi sakit. Sakit dan sehat itu hanya episode kehidupan. Berapa banyak orang menjadi mulia karena sakit, dan berapa banyak orang yang hina ketika ia sehat. Setiap takdir ada jalannya. Jangan pernah berprasangka buruk. Tugas kita hanyalah: (1). Meluruskan niat lillahit ta’ala; (2). Sempurnakan ikhtiar di jalan Allah; (3). Pasrahkan dengan tawakkal. Orang yang sakit hati pasti tidak tawakkal, karena merasa keinginannya paling benar.

Rumus kedua, kalau sesuatu sudah terjadi, maka kita harus ridho. Orang stres itu bukan karena kenyataan, tapi karena tidak terima kenyataan. Terimalah takdir yang ada, sambil kita terus berikhtiar untuk takdir yang lebih berkah. Orang depresi karena tidak terima takdir. “Sulit” itu kan persepsi kita. Pujian dan cacian itu sama saja, bergantung pada bagaimana cara kita menyikapinya.

   

Rumus ketiga, Jangan mempersulit diri. Mudahkan, jangan dibuat ribet. Karena, rasa sakit itu sebanding dengan tingkat “ketergantungan” kita pada makhluk. Manakala kita begitu “bergantung” pada uang, misalnya, lalu uang itu hilang, maka rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Sebenarnya, orang yang paling sengsara itu mereka yang menginginkan sesuatu yang tidak ada takdirnya. Ridho, ridho, kita harus ridho. Misalkan ban kita pecah. Jangan sedih. Setelah ucapkan innalillahi, kita pahami bahwa artinya ada rezeki tukang ban di dompet kita. Aduh, tapi ngedorong motornya masih jauh! Ya, pahami, bahwa memang kita kudu olahraga. Enak kan, hidup kalau ridho seperti itu.

Dihina orang tak akan rugi. Nabi Muhammad saja, yang begitu mulia juga kerap dihina. Justru, kalau ada orang nggak suka sama kita, ini kesempatan baik supaya kita instropeksi. Apa iya kita melakukan keburukan sebagaimana yang ia katakan? Lalu, anggap saja, orang yang sebel sama kita itu, sebenarnya sayang dengan diri kita, wong dia selalu ingat kita siang dan malam. Iya kan?

Yang bahaya, kalau kita yang sebel sama tetangga. Giliran tetangga naik gaji, eh, kita naik tensi. Rugi.

Rumus keempat, evaluasi diri.  Coba kita baca Surat An-Nisa ayat 79. Karunia apapun yang kamu peroleh PASTI dari Allah. Sementara keburukan apapun MUTLAK dari diri kamu sendiri. Orang bisa tobat kalau dia merasa sebagai sumber musibah. Sementara orang nggak bisa tobat kalau dia merasa sebagai korban.

Ingat sabda Rasul, “Laa taghdhob, walakal Jannah.” Jangan marah, bagimu surga. Para pemarah susah ke surga, karena pahalanya habis. Janganlah kita banyak mikir dan komentar yang tidak perlu. Ayo terus evaluasi diri.

Rumus kelima, cukuplah Allah sebagai penolong kita. Manakala kita bersandar pada “sesuatu”, tentu ada rasa takut kehilangan “sesuatu”. Misal, kita bersandar pada jabatan. Dengar kata mutasi, eh kita malah dengarnya mutilasi. Ya itu tadi, makin bersandar pada makhluk, makin capek. Makin ingin dipuji dan dicintai, rasanya makin sakit hati.

Terus camkan dalam diri, bahwa bergaul dengan manusia bukan berarti kita mengharapkan sesuatu dari manusia lain. Jangan berharap disayangi atau diberi, tapi berharaplah untuk makin menyayangi dan memberi. Kita akan merasa lebih tenang, ketika tidak banyak berharap. Ingatlah, bahwa kita tidak dirancang untuk menyelesaikan persoalan. Dengan adanya persoalan, kita dekati Allah, dengan jalan tobat dan taat kepada-Nya. Maka, kita akan menjadi tenang, ada jalan keluar dan persoalan hidup kita beres, atas izin Allah.(*)

Senin, 02 Mei 2016

Mengeksplorasi Eksotika Air Terjun Sawangan Watu Layah Kab. Gunung Kidul

(ozon). Air Terjun Sawangan Watu Layah yang terletak tersembunyi di Desa Getas, Kecamatan Playen masih menyisakan rasa penasaran. Saya sempat menelusuri air terjun bertingkat itu. Kala itu saya hanya bisa menyaksikan empat tingkat utamanya.

Rasa penasaran terus menggelitik untuk mengeksplorasi lebih jauh. Sawangan yang dikunjungi pertama kali seolah masih menyembunyikan belasan tingkat lainnya. Saya pun memutuskan kembali mengeksplorasi eksotika Sawangan ketika musim hujan sudah tiba sehingga debit air lebih besar sehingga jatuhan air lebih banyak.

Penelusuran dimulai dari tingkat paling bawah. Mulanya ingin melewati sungai di bawahnya. Namun lantaran sungai meluap dan berarus deras. Keinginan untuk menguak kecantikan Sawangan pun memberikan motivasi untuk mencari jalan lain menuju dasar air terjun.

Hujan yang turun di malam sebelumnya membuat ladang basah dan licin. Setelah berjalan memutar sekitar 300 meter akhirnya sampai dengan jalan menurun dari pematang sawah. Jika tidak hati-hati bisa terpeleset dan terjerembab dan mandi lumpur seperti yang saya alami.

Kondisi dasar air terjun yang berlumut dan berlumpur pun membuat jalan licin sehingga memerlukan kehati-hatian yang tinggi. Disarankan untuk mengunjunngi Sawangan Watu Layah ini ketika cuaca cerah berjaga-jaga semisal ada banjir kiriman. Selain itu pergi bersama teman dan membawa tongkat untuk bertumpu akan sangat membantu.

Banyaknya anak Sawangan Watu Layah membuat perjuangan terbayarkan.  Benar saja, tidak hanya ada empat tingkat namun ada belasan tingkat baik yang besar maupun kecil. Mereka berpadu menjadi kesatuan yang menarik nan elok.
Suara gemericik air membuat suasana menjadi santai dan betah berlama-lama. Dedaunan rimbun dari semak belukar di kanan kiri bahkan tengah jalur Sawangan menambah kesan gemas.

Dedaunan itu membuat Sawangan terlihat malu-malu untuk menunjukkan kemolekannya.
Rasa senang bercampur rasa kesal lantaran ada satu tingkat yang cukup besar namun susah dijangkau. Tak ada jalan yang bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki baik dari atas, samping maupun bawah.

Menjangkau dengan teknik rappeling sepertinya bisa menjadi solusi menjajaki eksotika jatuhan air tersebut. Air Terjun
Sawangan Watu Layah masih asri lantaran warga sekitar pun belum mengetahui keindahannya.

Kedepannya air terjun tersebut akan dikelola sehingga menjadi objek wisata yang menarik.
Tapi sebelumnya akan membangun akses jalan dari perempatan Gubukrubuh ke lokasi terlebih dahulu, setelah itu baru ke pengelolaan Air Terjun Watu Layah. Karena air terjun itu ada di wilayah pihak kehutanan, maka akan  di koordinasikan lebih dulu.

Allah Maha Menutupi

“Kita tampak baik, bukan karena kita adalah orang yang hebat dan mulia. Kita tampak baik, karena Allah yang menutupi aib-aib kita"

Salah satu asma Allah adalah al-Ghofar, yang secara bahasa artinya menutup. Apa yang ditutup oleh Allah? Setidaknya ada tiga hal.

Pertama, Allah menutupi yang buruk dan pada saat yang sama, Allah memperlihatkan yang indah. Contoh, sebenarnya apa yang nampak oleh mata kita atau di depan kamera itu adalah tutup. Sedangkan apa yang ada di balik wajah kita ini ada jaringan otot, tulang tengkorak dan syaraf yang apabila ditampakkan akan MENGERIKAN.

Kedua, Allah menutupi apa yang terlintas dalam pikiran kita. Orang lain tidak pernah tahu apa yang sedang kita pikirkan. Seandainya lintasan pikiran kita diketahui orang lain, tentu akan kacau hidup ini. Setiap kali kita berpikiran buruk tentang seseorang yang ada di depan kita, maka akan diketahui.

Ketiga, ini yang lebih luar biasa adalah Allah tutupi aib dan keburukan kita sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Jika saja setiap orang mengetahui aib dan keburukan sesamanya, maka tentu murid tak mau mendengarkan gurunya. Umat tidak mau mendengar nasehat ulamanya, bahkan anak pun boleh jadi tidak mau mematuhi orangtuanya.

Maka, Allah menutupi semua itu sebagai kesempatan bagi kita memperbaiki diri dan supaya kehidupan di dunia ini berjalan dengan tenang. Kita tampak baik, bukan karena kita adalah orang yang hebat dan mulia. Kita tampak baik, karena Allah yang menutupi aib-aib kita.

Minggu, 01 Mei 2016

Berpetualang Ke Air Terjun Sawangan Kab. Gunung Kidul

(ozon). Assalamualaikum Mas Berrrro....  Gimana kabar liburanmu kali ini? Menyenangkan apa malah kebalikannya? hehe…

Kali ini saya mau berbagi tempat wisata lagi yang belum pernah tersentuh oleh wisatawan lokal maupun asing.

Beberapa hari yang lalu, saya memutuskan untuk mencari air terjun Sawangan di daerah Gubukrubuh Getas Playen Gunungkidul Yogyakarta. Memang untuk saat ini jalan untuk menuju kesana masih belum mulus. Jadi kalau mau kesana harus pake motor laki atau motor trail kalau perlu, cuma kemaren saya pake motor matic sih, kalau pakai matic harus lihat dulu kondisi motornya. Penampakan air terjun sawangan seperti ini.

Untuk sampai air terjun ini harus turun tebing jadi hati-hati saja. Yah seperti itu guys penampakan air terjun sawangan jadi diatas air terjun masih ada air terjun lagi. Keren kan belum lagi air terjun ini dihisai pesona alam yang asri dan bener-bener alam banget deh buat aku. Diatas air terjun ini masih ada air terjun juga langsung tengok penampakannya ya.

Untuk akses kesana dari kota Yogya ya gaes ambil arah ke kota wonosari. Lalu ambil ke arah air terjun sri gethuk lalu tanya warga arah ke Desa Gubukrubuh Dusun Getas Kecamatan Playen. Kalau udah ketemu desanya cari sekolahan MA Gubukrubuh, lalu ambil arah kebarat. Nah kalau misal masih bingung tanya sama penduduk sekitar aja, tanya sama anak anak muda saja, pengalaman tanya sama orang tua ujung-ujungnya nyasar, hadeuh……

oke gaes sekian dulu coret-coretnya nanti lain kali kalau ada yang baru aku coret-coret lagi.

Ngetrip Ke Air Terjun Sawangan Kab. Gunung Kidul

Air terjun merupakan bukti keagungan alam yang tak dapat ditampik. Bagiamana keindahan air terjun empat tingkat tersembunyi di Gunungkidul?

Jika Bali memiliki air terjun bertingkat Gitgit serta Sulawesi Tenggara memiliki tujuh tingkat air terjun Moramo, DIY juga tak kalah. Kabupaten Gunungkidul rupanya menyembunyikan air terjun bertingkat yang masih belum dikelola di Dusun Gubukrubuh, Desa Getas, Kecamatan Playen.

Penduduk sekitar menyebutnya dengan Air Terjun Sawangan. Air terjun ini memiliki empat tingkat jatuhan air dengan ketinggian beragam.

Untuk menuju lokasi air terjun yang masih tersembunyi ini, Harian Jogja harus mengambil jalan ke arah Desa Getas. Sesampainya di perempatan desa getas, ambil jalan ke kiri (selatan) menuju Dusun Gubukrubuh.

Jalanan aspal hanya satu kilometer. Mulai dari Dusun Tanjung hingga Gubukrubuh, jalanan dipenuhi bongkahan batu sebesar kepalan tangan sehingga membuat perjalanan cukup sulit. Pengendara harus mampu menguasai tunggangannya.

Sampai di perempatan Gubukrubuh, ambil jalan ke kanan (barat) melalui jalan cor blok dan berbatu hingga memasuki area persawahan setelah melewati jalan menurun yang cukup curam. Pengendara harus hati-hati karena jalanan yang merupakan kombinasi batuan serta tanah liat sangat licin. Jarak dari perempatan Gubukrubuh sekitar 650 meter.

Sebelum mencapai lokasi air terjun Sawangan, harus melalui pematang sawah untuk mencapai tingkat pertama. Jatuhan air tingginya sekitar satu hingga dua meter. Di bawahnya ada kolam sedalam kira-kira dua meter. Namun, jatuhan air tak berhenti begitu saja, masih ada tiga tigkat lainnya.

Untuk menuju tingkat kedua, harus kembali ke jalan awal dan menyeberangi sawah dengan sedikit memutar. Karena belum ada akses jalan menuju lokasi, maka harus hati-hati dalam berpijak. Salah-salah bisa terjerembab ke jurang di bawahnya.

Pada tingkat kedua ini jatuhan air mengikuti bebatuan yang bergelombang. Ketika tidak hujan, ketebalan air hanya lima sampai 10 cm. Batuan yang tampak licin rupanya tak licin sama sekali sehingga bisa menjadi tempat untuk bermain.

Dari tingkat kedua ini, bisa terlihat tingkat ketiga dan keempat dengan jathan air vertikal. Sayangnya untuk mencapai dasar air terjun, jalan setapak belumlah ada. Harus mau menerabas semak belukar dan berjalan memutar seitar 1,5 kilometer.

Kondisi air terjun yang masih diselingi semak belukar di sisi kiri dan kanan menambah kesan masih jarang terjamah. Paling-paling hanya penduduk sekitar yang sekali-kali melihat.

Empat air terjun ini pun dinilai mampu menjadi aset pariwisata. Pemerintah Desa Getas berniat mengembangkannya. Kepala Urusan (Kaur) Ekonomi Pembangunan (Ekobang) Desa Getas, Supani mengatakan ke depannya air terjun tersebut akan dikelola sehingga menjadi objek wisata yang menarik.

“Tapi sebelumnya kami akan membangun akses jalan dari perempatan Gubukrubuh ke lokasi terlebih dahulu, setelah itu baru ke pengelolaan air terjun. Karena air terjun itu ada di wilayah pihak kehutanan, maka akan kami koordinasikan lebih dulu,” tutur dia.

Keindahan empat tingkat Sawangan yang masih tersembunyi itu diharapkan bisa membantu warga Getas semakin sejahtera.

Air Terjun Sawangan, Si Cantik Dari Gunung Kidul

Membicarakan air terjun di Gunungkidul tentu akan langsung terbayang Air Terjun Sri Gethuk di Bleberan Playen. Ada satu lagi air terjun di wilayah Playen yang tak kalah cantik, hanya karena lokasinya tersembunyi belum begitu dikenal masyarakat, yaitu Air Terjun Sawangan.

Di Padukuhan Gubukrubuh Desa Getas Playen inilah tersembunyi pesona indah Air Terjun Sawangan. Penduduk sekitar juga sering menyebutnya air terjun empat tingkat, karena memang air terjun ini memiliki empat tingkat jatuhan air dengan ketinggian beragam.

Akses menuju lokasi air terjun yang masih alami dan jauh dari keramaian penduduk. Para pecinta wisata minat khusus dapat mengambil jalan ke arah Desa Getas, sesampainya di perempatan Desa Getas, ambil jalan ke selatan menuju padukuhan Gubukrubuh. Jalan aspal hanya sekitar satu kilometer. Mulai dari Padukuhan Tanjung sampai Padukuhan Gubukrubuh jalanan cukup sulit karena jalanan banyak dipenuhi bongkahan batu sebesar kepalan tangan  sehingga bagi para wisatawan harus lebih berhati-hati.

Sampai di perempatan Gubukrubuh, ambil jalan ke kanan (barat) melalu jalan cor blok dan berbatu hingga memasuki area persawahan setelah melewati jalan menurun yang cukup curam. Pengendara harus hati-hati karena jalanan yang merupakan kombinasi batuan serta tanah liat yang cukup licin, jarak dari perempatan Gubukrubuh sekitar 600 meter.

Sebelum sampai di lokasi Air Terjun Sawangan, pengunjung harus melalui pematang sawah untuk mencapai tingkat pertama. Jatuhan air tingginya sekitar 1-2 meter. di bawahnya ada kolam air yang tidak terlalu dalam sekitar 2-3 meter. Namun jatuhan air tidak hanya di tingkat ini saja masih ada tiga tingkat di bawahnya.

Selanjutnya menuju tingkat kedua, harus kembali ke awal perjalanan dan menyeberangi sawah dengan memutar. Ini karena belum ada akses jalan menuju lokasi, maka harus berhati-hati dalam berpijak karena tekstur tanah yang kurang kuat di sebelah pinggir. Jika kurang berhati-hati bisa-bisa terjatuh ke jurang di bawahnya.

Untuk tingkat kedua, jatuhan air mengalir mengikuti bebatuan yang bergelombang. ketika tidak hujan ketebalan air hanya sekitar 5 cm , batuan yang ada tidak terlalu licin, sehingga bisa menjadi tempat untuk bermain akan tetapi tetap harus berhati-hati. Dari tingkat kedua ini bisa terlihat tingkat ketiga dan keempat dengan jatuhan air vertikal, akan tetapi harus berani berjalan memutar yang cukup jauh dan penuh dengan semak belukar karena belum ada jalan setapak menuju dasar air terjun.

Kondisi air terjun yang masih dikelilingi oleh semak belukar di sisi kanan dan kirinya menambah kesan asri alami, masih jarang terjamah oleh wisatawan, hanya penduduk sekitar yang sesekali melihat, itu pun tidak semua warga sekitar yang tahu tentang air terjun ini. Masyarakat sekitar berharap, Air Terjun Sawangan bisa membuat daya tarik tersendiri bagi Padukuhan Gubukrubuh dan mampu mensejahterakan masyarakat serta dapat dikembangkan untuk kawasan wisata alam.

Curuk Sawangan Dari Dekat

Air Terjun Sawangan Kab. Gunung Kidul

Hati-hati Dengan Pujian

Setiap manusia mengharapkan apa yang diinginkannya tercapai. Ada yang berharap lulus ujian sekolah, menjadi pejabat, memiliki handphone bagus atau pakaian serba mewah, dan berbagai harapan yang menjadikannya dihormati orang lain. Ada pula yang beribadah dan melakukan kedermawanan sosial dengan bergelimang sorotan media massa atau perhatian dari orang-orang disekitarnya.

Apakah semua itu perlu dan untuk siapa? Apakah karena Allah atau karena ingin pujian manusia?

Saudaraku, luangkanlah waktu sejenak saja untuk bertafakur. Koreksi kembali setiap aktivitas atau amal ibadah yang dilakukan. Apakah karena Allah atau untuk mencari pujian manusia semata. Karena tidak sedikit orang yang melakukan segala cara untuk memperoleh harta dan jabatan ataupun ketika beribadah, hanya untuk pujian makhluk. Padahal amal ibadah kita bisa hancur lebur seandainya kita merasa senang dengan pujian itu.

Hati-hatilah dengan pujian, sekiranya ada yang memuji maka kembalikanlah segera kepada Allah dan beristigfar. Insya Allah dengan demikian kita terhindar dari penyakit uzub (merasa diri lebih dari yang lain).

Pujian berlebihan juga bisa menjadikan amal tidak lagi karena Allah. Yang akhirnya menimbulkan riya’ (pamer atau ingin dilihat amalnya) dan sum’ah (ingin popularitas). Misalnya, seseorang shalat hanya ingin dipuji oleh temannya, bersedekah hanya karena ingin disebut sebagai orang yang dermawan, membaca al-Quran dengan suara yang lantang agar disanjung orang lain.

Riya’ jika mencampuri amal, akan membatalkan amalan itu. Selanjutnya menjadikan ia terhijab dari cahaya Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya, "...... Maka barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Rabbnya, maka hendaklah dia mengamalkan amal yang shalih dan jangan menyekutukan Rabbnya dengan seseorang dalam beribadah."  (QS al-Kahfi [18]: 110).

Cukuplah Allah tempat kita berharap, karena dialah yang menentukan segala-galanya. Tidak layak kita merasa bangga dengan amal yang diperbuat, karena segala amal itu mutlak karena kekuasaan Allah dan rahmatnya. Taubat dan syukur harus terus diperbanyak atas amal yang telah diperbuat agar terhindar dari sifat riya’.

Semoga kita termasuk orang yang berhati-hati dalam menerima pujian. Tidak mencari pujian dalam setiap amal ibadah yang dilakukan dan menjaga setiap aktivitas agar senantiasa bersih dari riya’ dan sum`ah. Wallahu a`lam bisshawab.

Islam Agama Sempurna

Saudaraku, termasuk hikmah as-Salaam bahwa Islam merupakan agama sempurna ciptaan Allah SWT. “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam” (QS. Âli ‘Imrân [3]: 19). Allah Mahaselamat dari segala kekurangan dalam menciptakan.

Walaupun Islam lahir di zaman Rasulullah saw, tetapi Islam tidak berhenti di zaman dulu saja. Karena yang menciptakan Islam adalah Allah Yang Maha Mengetahui semua zaman. Islam pasti sudah siap untuk setiap babak kehidupan hingga kiamat datang.

Seperti perkembangan teknologi sekarang ini yang cepat sekali. Seorang Ustad yang berceramah di Yogyakarta sudah bisa didengar di Kanada, Australia, dan penjuru dunia lainnya. Di zaman Rasulullah saw belum ada. Begitu misalnya teknologi 4G. Nanti ketika sudah 10G, maka tidak dua dimensi lagi tapi dengan hologram.

Hal ini membuat undangan ceramah seorang ustad bisa ada di beberapa masjid dalam waktu bersamaan. Di masjid Semarang, di bandung, di Jakarta, dan di Palembang. Karena yang datang di sana bisa hologram. Teknologinya kini sangat memungkinkan untuk seperti karomah para waliyullah dulu.

Jadi, Allah sudah mengetahui aneka zaman yang akan kita lalui. Sebagaimana sekarang mungkin perang masih masalah minyak. Allah sudah mengetahui bila nanti mungkin yang bakal menjadi sumber perebutan adalah air. Islam diciptakan oleh Allah Yang Maha Mengetahui, sehingga Islam sempurna untuk setiap orang dan sampai akhir zaman.

Lalu, mungkin ada yang bertanya, “Apakah mungkin Islam akan rusak disebabkan umatnya?” Tidak. Misalkan ada ustaz yang berbuat maksiat. Sepertinya perbuatan itu mencoreng Islam. Tetapi Islam tidak pernah tercoreng. Karena Islam sudah sempurna. Kalau kita berbuat jelek, tidak merusak Islam. Melainkan kita sendiri yang bakal rusak dan dosanya meningkat.

Demikian pula ketika ada yang menyangka Islam sebagai teroris. Islam tidak menjadi hina dengan sebutan itu. Karenanya jangan sakit hati kalau ada yang berkata, “Islam itu teroris.” Seperti jika kita dipanggil, “Hei monyet!” Maka tidak boleh sakit hati. Yang sakit hati biasanya yang mirip. Tenang saja dan cukup dijawab, “Bukan, saya mah orang.”

Jadi, kalau ada yang menghina Islam, itu karena dia belum tahu kesempurnaan Islam. Islam agama sempurna dan ciptaan Allah Yang Mahaselamat. Islam tidak bisa rusak oleh orang-orang yang benci kepada Islam. Orang yang menghina Islam akan mendapat kehinaan pada dirinya sendiri.

Termasuk jangan menganggap Allah terancam oleh orang-orang kafir dan musyrik. Mereka juga makhluk ciptaan Allah SWT. Kekuasaan Allah SWT sama sekali tidak terancam. Misalkan ada yang mau mengirim nuklir. Boleh jadi nuklir itu dibalikkan oleh Allah. Mungkin dengan menambah gaya gravitasi dari 9,8 menjadi 15, sehingga roket nuklir jadi meledak di alamat si pengirim.

Nah, saudaraku. Oleh sebab itu, kita juga jangan merasa berjasa. Misalnya, “Saya sudah berjuang membela Islam.” Aslinya, kita tidak pernah berjuang untuk agama. Kita cuma menebeng pahala, nama, dan akting saja. Aslinya, kalau ikut berjuang kita sendiri yang diuntungkan. Karena yang mendapat pahala atau masuk surga tanpa dihisab adalah diri kita. Islam sendiri sudah hebat dan sempurna.

The Sawangan Watu Layah

Kapan Ke Air Terjun Watu Layah Lagi??

Curuk Sawangan Watu Layah, Elok Nian...!!!

Subhanalloh...!! Curuk Watu Layah

Air Terjun Sawangan itu Wow Banget...!!

Merasakan Sensasi Guyuran Air Terjun Sawangan Watu Layah