Jumat, 06 Mei 2016
Ahli Ikhlas
Gemar Pamer Kemewahan
Menutupi Kebohongan Dengan Berbohong
Rabu, 04 Mei 2016
Dengki Saat Berniaga
Selasa, 03 Mei 2016
Kisah Murtad Saat Melahirkan
Bila Mengingat Mati
Cara Menghadapi Persoalan Hidup
Senin, 02 Mei 2016
Mengeksplorasi Eksotika Air Terjun Sawangan Watu Layah Kab. Gunung Kidul
(ozon). Air Terjun Sawangan Watu Layah yang terletak tersembunyi di Desa Getas, Kecamatan Playen masih menyisakan rasa penasaran. Saya sempat menelusuri air terjun bertingkat itu. Kala itu saya hanya bisa menyaksikan empat tingkat utamanya.
Rasa penasaran terus menggelitik untuk mengeksplorasi lebih jauh. Sawangan yang dikunjungi pertama kali seolah masih menyembunyikan belasan tingkat lainnya. Saya pun memutuskan kembali mengeksplorasi eksotika Sawangan ketika musim hujan sudah tiba sehingga debit air lebih besar sehingga jatuhan air lebih banyak.
Penelusuran dimulai dari tingkat paling bawah. Mulanya ingin melewati sungai di bawahnya. Namun lantaran sungai meluap dan berarus deras. Keinginan untuk menguak kecantikan Sawangan pun memberikan motivasi untuk mencari jalan lain menuju dasar air terjun.
Hujan yang turun di malam sebelumnya membuat ladang basah dan licin. Setelah berjalan memutar sekitar 300 meter akhirnya sampai dengan jalan menurun dari pematang sawah. Jika tidak hati-hati bisa terpeleset dan terjerembab dan mandi lumpur seperti yang saya alami.
Kondisi dasar air terjun yang berlumut dan berlumpur pun membuat jalan licin sehingga memerlukan kehati-hatian yang tinggi. Disarankan untuk mengunjunngi Sawangan Watu Layah ini ketika cuaca cerah berjaga-jaga semisal ada banjir kiriman. Selain itu pergi bersama teman dan membawa tongkat untuk bertumpu akan sangat membantu.
Banyaknya anak Sawangan Watu Layah membuat perjuangan terbayarkan. Benar saja, tidak hanya ada empat tingkat namun ada belasan tingkat baik yang besar maupun kecil. Mereka berpadu menjadi kesatuan yang menarik nan elok.
Suara gemericik air membuat suasana menjadi santai dan betah berlama-lama. Dedaunan rimbun dari semak belukar di kanan kiri bahkan tengah jalur Sawangan menambah kesan gemas.
Dedaunan itu membuat Sawangan terlihat malu-malu untuk menunjukkan kemolekannya.
Rasa senang bercampur rasa kesal lantaran ada satu tingkat yang cukup besar namun susah dijangkau. Tak ada jalan yang bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki baik dari atas, samping maupun bawah.
Menjangkau dengan teknik rappeling sepertinya bisa menjadi solusi menjajaki eksotika jatuhan air tersebut. Air Terjun
Sawangan Watu Layah masih asri lantaran warga sekitar pun belum mengetahui keindahannya.
Kedepannya air terjun tersebut akan dikelola sehingga menjadi objek wisata yang menarik.
Tapi sebelumnya akan membangun akses jalan dari perempatan Gubukrubuh ke lokasi terlebih dahulu, setelah itu baru ke pengelolaan Air Terjun Watu Layah. Karena air terjun itu ada di wilayah pihak kehutanan, maka akan di koordinasikan lebih dulu.
Allah Maha Menutupi
“Kita tampak baik, bukan karena kita adalah orang yang hebat dan mulia. Kita tampak baik, karena Allah yang menutupi aib-aib kita"
Salah satu asma Allah adalah al-Ghofar, yang secara bahasa artinya menutup. Apa yang ditutup oleh Allah? Setidaknya ada tiga hal.
Pertama, Allah menutupi yang buruk dan pada saat yang sama, Allah memperlihatkan yang indah. Contoh, sebenarnya apa yang nampak oleh mata kita atau di depan kamera itu adalah tutup. Sedangkan apa yang ada di balik wajah kita ini ada jaringan otot, tulang tengkorak dan syaraf yang apabila ditampakkan akan MENGERIKAN.
Kedua, Allah menutupi apa yang terlintas dalam pikiran kita. Orang lain tidak pernah tahu apa yang sedang kita pikirkan. Seandainya lintasan pikiran kita diketahui orang lain, tentu akan kacau hidup ini. Setiap kali kita berpikiran buruk tentang seseorang yang ada di depan kita, maka akan diketahui.
Ketiga, ini yang lebih luar biasa adalah Allah tutupi aib dan keburukan kita sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Jika saja setiap orang mengetahui aib dan keburukan sesamanya, maka tentu murid tak mau mendengarkan gurunya. Umat tidak mau mendengar nasehat ulamanya, bahkan anak pun boleh jadi tidak mau mematuhi orangtuanya.
Maka, Allah menutupi semua itu sebagai kesempatan bagi kita memperbaiki diri dan supaya kehidupan di dunia ini berjalan dengan tenang. Kita tampak baik, bukan karena kita adalah orang yang hebat dan mulia. Kita tampak baik, karena Allah yang menutupi aib-aib kita.
Minggu, 01 Mei 2016
Berpetualang Ke Air Terjun Sawangan Kab. Gunung Kidul
(ozon). Assalamualaikum Mas Berrrro.... Gimana kabar liburanmu kali ini? Menyenangkan apa malah kebalikannya? hehe…
Kali ini saya mau berbagi tempat wisata lagi yang belum pernah tersentuh oleh wisatawan lokal maupun asing.
Beberapa hari yang lalu, saya memutuskan untuk mencari air terjun Sawangan di daerah Gubukrubuh Getas Playen Gunungkidul Yogyakarta. Memang untuk saat ini jalan untuk menuju kesana masih belum mulus. Jadi kalau mau kesana harus pake motor laki atau motor trail kalau perlu, cuma kemaren saya pake motor matic sih, kalau pakai matic harus lihat dulu kondisi motornya. Penampakan air terjun sawangan seperti ini.
Untuk sampai air terjun ini harus turun tebing jadi hati-hati saja. Yah seperti itu guys penampakan air terjun sawangan jadi diatas air terjun masih ada air terjun lagi. Keren kan belum lagi air terjun ini dihisai pesona alam yang asri dan bener-bener alam banget deh buat aku. Diatas air terjun ini masih ada air terjun juga langsung tengok penampakannya ya.
Untuk akses kesana dari kota Yogya ya gaes ambil arah ke kota wonosari. Lalu ambil ke arah air terjun sri gethuk lalu tanya warga arah ke Desa Gubukrubuh Dusun Getas Kecamatan Playen. Kalau udah ketemu desanya cari sekolahan MA Gubukrubuh, lalu ambil arah kebarat. Nah kalau misal masih bingung tanya sama penduduk sekitar aja, tanya sama anak anak muda saja, pengalaman tanya sama orang tua ujung-ujungnya nyasar, hadeuh……
oke gaes sekian dulu coret-coretnya nanti lain kali kalau ada yang baru aku coret-coret lagi.
Ngetrip Ke Air Terjun Sawangan Kab. Gunung Kidul
Air terjun merupakan bukti keagungan alam yang tak dapat ditampik. Bagiamana keindahan air terjun empat tingkat tersembunyi di Gunungkidul?
Jika Bali memiliki air terjun bertingkat Gitgit serta Sulawesi Tenggara memiliki tujuh tingkat air terjun Moramo, DIY juga tak kalah. Kabupaten Gunungkidul rupanya menyembunyikan air terjun bertingkat yang masih belum dikelola di Dusun Gubukrubuh, Desa Getas, Kecamatan Playen.
Penduduk sekitar menyebutnya dengan Air Terjun Sawangan. Air terjun ini memiliki empat tingkat jatuhan air dengan ketinggian beragam.
Untuk menuju lokasi air terjun yang masih tersembunyi ini, Harian Jogja harus mengambil jalan ke arah Desa Getas. Sesampainya di perempatan desa getas, ambil jalan ke kiri (selatan) menuju Dusun Gubukrubuh.
Jalanan aspal hanya satu kilometer. Mulai dari Dusun Tanjung hingga Gubukrubuh, jalanan dipenuhi bongkahan batu sebesar kepalan tangan sehingga membuat perjalanan cukup sulit. Pengendara harus mampu menguasai tunggangannya.
Sampai di perempatan Gubukrubuh, ambil jalan ke kanan (barat) melalui jalan cor blok dan berbatu hingga memasuki area persawahan setelah melewati jalan menurun yang cukup curam. Pengendara harus hati-hati karena jalanan yang merupakan kombinasi batuan serta tanah liat sangat licin. Jarak dari perempatan Gubukrubuh sekitar 650 meter.
Sebelum mencapai lokasi air terjun Sawangan, harus melalui pematang sawah untuk mencapai tingkat pertama. Jatuhan air tingginya sekitar satu hingga dua meter. Di bawahnya ada kolam sedalam kira-kira dua meter. Namun, jatuhan air tak berhenti begitu saja, masih ada tiga tigkat lainnya.
Untuk menuju tingkat kedua, harus kembali ke jalan awal dan menyeberangi sawah dengan sedikit memutar. Karena belum ada akses jalan menuju lokasi, maka harus hati-hati dalam berpijak. Salah-salah bisa terjerembab ke jurang di bawahnya.
Pada tingkat kedua ini jatuhan air mengikuti bebatuan yang bergelombang. Ketika tidak hujan, ketebalan air hanya lima sampai 10 cm. Batuan yang tampak licin rupanya tak licin sama sekali sehingga bisa menjadi tempat untuk bermain.
Dari tingkat kedua ini, bisa terlihat tingkat ketiga dan keempat dengan jathan air vertikal. Sayangnya untuk mencapai dasar air terjun, jalan setapak belumlah ada. Harus mau menerabas semak belukar dan berjalan memutar seitar 1,5 kilometer.
Kondisi air terjun yang masih diselingi semak belukar di sisi kiri dan kanan menambah kesan masih jarang terjamah. Paling-paling hanya penduduk sekitar yang sekali-kali melihat.
Empat air terjun ini pun dinilai mampu menjadi aset pariwisata. Pemerintah Desa Getas berniat mengembangkannya. Kepala Urusan (Kaur) Ekonomi Pembangunan (Ekobang) Desa Getas, Supani mengatakan ke depannya air terjun tersebut akan dikelola sehingga menjadi objek wisata yang menarik.
“Tapi sebelumnya kami akan membangun akses jalan dari perempatan Gubukrubuh ke lokasi terlebih dahulu, setelah itu baru ke pengelolaan air terjun. Karena air terjun itu ada di wilayah pihak kehutanan, maka akan kami koordinasikan lebih dulu,” tutur dia.
Keindahan empat tingkat Sawangan yang masih tersembunyi itu diharapkan bisa membantu warga Getas semakin sejahtera.
Air Terjun Sawangan, Si Cantik Dari Gunung Kidul
Membicarakan air terjun di Gunungkidul tentu akan langsung terbayang Air Terjun Sri Gethuk di Bleberan Playen. Ada satu lagi air terjun di wilayah Playen yang tak kalah cantik, hanya karena lokasinya tersembunyi belum begitu dikenal masyarakat, yaitu Air Terjun Sawangan.
Di Padukuhan Gubukrubuh Desa Getas Playen inilah tersembunyi pesona indah Air Terjun Sawangan. Penduduk sekitar juga sering menyebutnya air terjun empat tingkat, karena memang air terjun ini memiliki empat tingkat jatuhan air dengan ketinggian beragam.
Akses menuju lokasi air terjun yang masih alami dan jauh dari keramaian penduduk. Para pecinta wisata minat khusus dapat mengambil jalan ke arah Desa Getas, sesampainya di perempatan Desa Getas, ambil jalan ke selatan menuju padukuhan Gubukrubuh. Jalan aspal hanya sekitar satu kilometer. Mulai dari Padukuhan Tanjung sampai Padukuhan Gubukrubuh jalanan cukup sulit karena jalanan banyak dipenuhi bongkahan batu sebesar kepalan tangan sehingga bagi para wisatawan harus lebih berhati-hati.
Sampai di perempatan Gubukrubuh, ambil jalan ke kanan (barat) melalu jalan cor blok dan berbatu hingga memasuki area persawahan setelah melewati jalan menurun yang cukup curam. Pengendara harus hati-hati karena jalanan yang merupakan kombinasi batuan serta tanah liat yang cukup licin, jarak dari perempatan Gubukrubuh sekitar 600 meter.
Sebelum sampai di lokasi Air Terjun Sawangan, pengunjung harus melalui pematang sawah untuk mencapai tingkat pertama. Jatuhan air tingginya sekitar 1-2 meter. di bawahnya ada kolam air yang tidak terlalu dalam sekitar 2-3 meter. Namun jatuhan air tidak hanya di tingkat ini saja masih ada tiga tingkat di bawahnya.
Selanjutnya menuju tingkat kedua, harus kembali ke awal perjalanan dan menyeberangi sawah dengan memutar. Ini karena belum ada akses jalan menuju lokasi, maka harus berhati-hati dalam berpijak karena tekstur tanah yang kurang kuat di sebelah pinggir. Jika kurang berhati-hati bisa-bisa terjatuh ke jurang di bawahnya.
Untuk tingkat kedua, jatuhan air mengalir mengikuti bebatuan yang bergelombang. ketika tidak hujan ketebalan air hanya sekitar 5 cm , batuan yang ada tidak terlalu licin, sehingga bisa menjadi tempat untuk bermain akan tetapi tetap harus berhati-hati. Dari tingkat kedua ini bisa terlihat tingkat ketiga dan keempat dengan jatuhan air vertikal, akan tetapi harus berani berjalan memutar yang cukup jauh dan penuh dengan semak belukar karena belum ada jalan setapak menuju dasar air terjun.
Kondisi air terjun yang masih dikelilingi oleh semak belukar di sisi kanan dan kirinya menambah kesan asri alami, masih jarang terjamah oleh wisatawan, hanya penduduk sekitar yang sesekali melihat, itu pun tidak semua warga sekitar yang tahu tentang air terjun ini. Masyarakat sekitar berharap, Air Terjun Sawangan bisa membuat daya tarik tersendiri bagi Padukuhan Gubukrubuh dan mampu mensejahterakan masyarakat serta dapat dikembangkan untuk kawasan wisata alam.
Hati-hati Dengan Pujian
Setiap manusia mengharapkan apa yang diinginkannya tercapai. Ada yang berharap lulus ujian sekolah, menjadi pejabat, memiliki handphone bagus atau pakaian serba mewah, dan berbagai harapan yang menjadikannya dihormati orang lain. Ada pula yang beribadah dan melakukan kedermawanan sosial dengan bergelimang sorotan media massa atau perhatian dari orang-orang disekitarnya.
Apakah semua itu perlu dan untuk siapa? Apakah karena Allah atau karena ingin pujian manusia?
Saudaraku, luangkanlah waktu sejenak saja untuk bertafakur. Koreksi kembali setiap aktivitas atau amal ibadah yang dilakukan. Apakah karena Allah atau untuk mencari pujian manusia semata. Karena tidak sedikit orang yang melakukan segala cara untuk memperoleh harta dan jabatan ataupun ketika beribadah, hanya untuk pujian makhluk. Padahal amal ibadah kita bisa hancur lebur seandainya kita merasa senang dengan pujian itu.
Hati-hatilah dengan pujian, sekiranya ada yang memuji maka kembalikanlah segera kepada Allah dan beristigfar. Insya Allah dengan demikian kita terhindar dari penyakit uzub (merasa diri lebih dari yang lain).
Pujian berlebihan juga bisa menjadikan amal tidak lagi karena Allah. Yang akhirnya menimbulkan riya’ (pamer atau ingin dilihat amalnya) dan sum’ah (ingin popularitas). Misalnya, seseorang shalat hanya ingin dipuji oleh temannya, bersedekah hanya karena ingin disebut sebagai orang yang dermawan, membaca al-Quran dengan suara yang lantang agar disanjung orang lain.
Riya’ jika mencampuri amal, akan membatalkan amalan itu. Selanjutnya menjadikan ia terhijab dari cahaya Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya, "...... Maka barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Rabbnya, maka hendaklah dia mengamalkan amal yang shalih dan jangan menyekutukan Rabbnya dengan seseorang dalam beribadah." (QS al-Kahfi [18]: 110).
Cukuplah Allah tempat kita berharap, karena dialah yang menentukan segala-galanya. Tidak layak kita merasa bangga dengan amal yang diperbuat, karena segala amal itu mutlak karena kekuasaan Allah dan rahmatnya. Taubat dan syukur harus terus diperbanyak atas amal yang telah diperbuat agar terhindar dari sifat riya’.
Semoga kita termasuk orang yang berhati-hati dalam menerima pujian. Tidak mencari pujian dalam setiap amal ibadah yang dilakukan dan menjaga setiap aktivitas agar senantiasa bersih dari riya’ dan sum`ah. Wallahu a`lam bisshawab.
Islam Agama Sempurna
Saudaraku, termasuk hikmah as-Salaam bahwa Islam merupakan agama sempurna ciptaan Allah SWT. “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam” (QS. Âli ‘Imrân [3]: 19). Allah Mahaselamat dari segala kekurangan dalam menciptakan.
Walaupun Islam lahir di zaman Rasulullah saw, tetapi Islam tidak berhenti di zaman dulu saja. Karena yang menciptakan Islam adalah Allah Yang Maha Mengetahui semua zaman. Islam pasti sudah siap untuk setiap babak kehidupan hingga kiamat datang.
Seperti perkembangan teknologi sekarang ini yang cepat sekali. Seorang Ustad yang berceramah di Yogyakarta sudah bisa didengar di Kanada, Australia, dan penjuru dunia lainnya. Di zaman Rasulullah saw belum ada. Begitu misalnya teknologi 4G. Nanti ketika sudah 10G, maka tidak dua dimensi lagi tapi dengan hologram.
Hal ini membuat undangan ceramah seorang ustad bisa ada di beberapa masjid dalam waktu bersamaan. Di masjid Semarang, di bandung, di Jakarta, dan di Palembang. Karena yang datang di sana bisa hologram. Teknologinya kini sangat memungkinkan untuk seperti karomah para waliyullah dulu.
Jadi, Allah sudah mengetahui aneka zaman yang akan kita lalui. Sebagaimana sekarang mungkin perang masih masalah minyak. Allah sudah mengetahui bila nanti mungkin yang bakal menjadi sumber perebutan adalah air. Islam diciptakan oleh Allah Yang Maha Mengetahui, sehingga Islam sempurna untuk setiap orang dan sampai akhir zaman.
Lalu, mungkin ada yang bertanya, “Apakah mungkin Islam akan rusak disebabkan umatnya?” Tidak. Misalkan ada ustaz yang berbuat maksiat. Sepertinya perbuatan itu mencoreng Islam. Tetapi Islam tidak pernah tercoreng. Karena Islam sudah sempurna. Kalau kita berbuat jelek, tidak merusak Islam. Melainkan kita sendiri yang bakal rusak dan dosanya meningkat.
Demikian pula ketika ada yang menyangka Islam sebagai teroris. Islam tidak menjadi hina dengan sebutan itu. Karenanya jangan sakit hati kalau ada yang berkata, “Islam itu teroris.” Seperti jika kita dipanggil, “Hei monyet!” Maka tidak boleh sakit hati. Yang sakit hati biasanya yang mirip. Tenang saja dan cukup dijawab, “Bukan, saya mah orang.”
Jadi, kalau ada yang menghina Islam, itu karena dia belum tahu kesempurnaan Islam. Islam agama sempurna dan ciptaan Allah Yang Mahaselamat. Islam tidak bisa rusak oleh orang-orang yang benci kepada Islam. Orang yang menghina Islam akan mendapat kehinaan pada dirinya sendiri.
Termasuk jangan menganggap Allah terancam oleh orang-orang kafir dan musyrik. Mereka juga makhluk ciptaan Allah SWT. Kekuasaan Allah SWT sama sekali tidak terancam. Misalkan ada yang mau mengirim nuklir. Boleh jadi nuklir itu dibalikkan oleh Allah. Mungkin dengan menambah gaya gravitasi dari 9,8 menjadi 15, sehingga roket nuklir jadi meledak di alamat si pengirim.
Nah, saudaraku. Oleh sebab itu, kita juga jangan merasa berjasa. Misalnya, “Saya sudah berjuang membela Islam.” Aslinya, kita tidak pernah berjuang untuk agama. Kita cuma menebeng pahala, nama, dan akting saja. Aslinya, kalau ikut berjuang kita sendiri yang diuntungkan. Karena yang mendapat pahala atau masuk surga tanpa dihisab adalah diri kita. Islam sendiri sudah hebat dan sempurna.